MAKNA DAN FILOSOFIS HAJI
Ibadah Haji merupakan syariat yang sudah lama dijalankan umat islam setiap tahunnya. Allah SWT berfirman dalam Alquran, “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam ” (Q.S. Ali ‘Imran : 97).
Hidup
adalah sebuah proses yang tak ubahnya memiliki tujuan. Tujuan kita bukan untuk
binasa tapi untuk berkembang membawa kita dekat dengan Allah SWT. Ibadah haji
menggambarkan kepulangan kita kepada Allah.
Tinggalkan dirimu dari segala tuntutan ketamakan yang memalingkanmu dari
Allah, lepaskan dirimu dari sifat-sifat kusut, gudang kekayaan dan kuil kuil
yang menyesatkan. Tinggalkan rumahmu dan pergilah ke tanah suci disana akan
engkau temukan kedamaian, tempat engau melepaskan sifat-sifat kebinatangan dan
akan engkau dapatkan suatu pengalaman monoteistik yang menjadikan dirimu
tersinar dalam kegelapan.
Dalam
serangkaian pelaksanaan ritual ibadah haji tentunya umat muslim dituntut berperilaku
mencerminkan pribadi manusia haji yang sesunggunya. Karena dalam prosesi
pelaksanaan ibadah haji terdapat nilai-nilai sufistik yang sangat berarti dalam
membangun mental dan kepribadian seseorang. Ibadah haji tidak hanya berhenti
pada formalistik-teologis namun juga aspek lain dalam berkehidupan pun dapat
dijadikan sebagai tahapan ritual yang menggiringi seseorang mengekspresikan
perpisahan diri terhadap hal duniawi dan sebagai lokus untuk menjadikan Allah
SWT sebagai satu-satunya orientasi dalam berkehidupan.
Niat
Segala
sesuatu tentunya bergantung pada niat, tanamkan dalam hati dengan meyatakan
niat melaksanakan haji atas cinta kepada Allah. Lupakan segala sesuatu tentang dirimu
dan segala aspek kehidupan yang memalingkanmu dari Allah. Tinggalkan pola
kehidupan yang membuatmu tak berdaya dengan pemujaan diri dari menyandang gelar
haji. Akibatnya perjalanan haji yang engkau lakukan hanyalah suatu perjalanan tour
yang menghasilkan kelelahan, dan berkurangnya harta.
Miqat
Perjalanan
dimulai dari miqat, tempat seluruh umat muslim dunia mengenakan pakian dan
berada pada saat dan tempat yang sama. Dari berbagai macam ras, golongan,
bangsa, maupun keluarga bersimpul persatuan hingga terwujudnya keseragaman.
Tidak peduli engkau orang kaya ataupun orang miskin, berkulit hitam ataupun
putih, dari bangsa barat maupun timur, semuanya satu dan dipandang sama dimata
Allah SWT. Tinggalkan pakianmu yang melambangkan status sosial dan jangnlah
angkuh karena engkau berhaji bukan bertemu manusia tapi karena engkau hendak
menjumpai Allah.
Tawaf
Hidup
adalah sebuah gerakan seperti halnya melaksanakan ibadah haji. Silih
bergantinya malam dan siang sebagai bukti akan kekuasaan Allah laksana ka’bah
seperti matahari yang berada di tengah lingakaran bintang-bintang yang
mengelilinginya. Pelaksanaan tawaf memberikan pengajaran kepada kita bahwa
semua yang ada di alam semesta tunduk dengan satu perintah kepada Allah SWT.
Menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan yang ditempuh secara bersama dan
diarahkan oleh gerakan disiplin yang akurat.
Sa’ i
Sai
adalah gerakan pencarian seorang wanita segaligus ibu (Siti Hajar) demi mencari
air untuk memuaskan rasa dahaga sang anak (Ismail). Sai melambangkan perjuangan
dalam mecapai kehidupan, berusahalah sebisamu untuk umat manusia, mulai dari
cinta akhiri dengan rendah hati terhadap orang yang berjuang bersamamu. Jangan
pernah putus semangat karena rencana Alllah akan indah pada waktunya
terganntung seberapa besar usaha kita untuk mendapatkannya.
Wukuf
di Arafah
Bergeser
jauh meninggalkan mekkah, engkau dituntut melakukakan salah satu rangkaian dari
pelaksanaan ibadah haji, yakni wukuf di arafah disana tak banyak yang dapat
engkau lakukan! Perjalanan tersebut merupakan sebuah gerakan tanpa henti penuh
tekad dan sadar betul bahwa kehidupan didunia adalah proses menuju alam kekal
di akhirat.
Melontar
Jumroh
Wah, artikel baru
BalasHapus